LAMALERA
PEMBURU DAN PENGHASIL MUNTAHAN IKAN PAUS
Warga Lamalera di Pulau Lembata, Nusa Tenggara
Timur, dikenal sebagai nelayan pemburu paus jenis sperm whale, yang merupakan
sumber hidup.Warga Lamalera bersuka cita karena nelayan
setempat berhasil menangkap tiga ikan paus sekaligus. Mereka harus bekerja
keras untuk segera menjagal dan memprosesnya agar berton-ton daging paus itu
terbagi dan tertangani tanpa ada sepotong pun yang tersia-sia.

Senjata yang digunakan berupa pisau bermata satu
yang tipis dan panjangnya kira-kira 20-30 cm bertangkai bambu yang disebut duri. Pisau
itu mula-mula digunakan untuk membuka kulit tubuh paus yang berlapis lemak
tebal.Kulit luar yang berwarna kelabu muda hingga
warna tua dan berlapis lemak berwarna putih itu disayat berbentuk balok-balok
untuk kemudian diikat dengan pengait dan tali. Lalu ditarik menuju pantai
berpasir hitam. Sebidang kulit dan lemak berukuran sekitar satu kali dua meter
ditarik oleh 5-7 nelayan, karena bobotnya yang amat berat.“Entah berapa puluh kilo ini, kami tak pernah
ukur tapi memang sangat berat,” kata satu nelayan muda yang ikut menarik.

Setelah beberapa bidang kulit terbuka, para
nelayan mulai menyayat bagian dagingnya yang berwarna cerah dan berserat tak
ubahnya daging mamalia darat seperti sapi, kerbau, kambing, kuda atau rusa.Masyarakat Lamalera sudah mempunyai tatanan baku
untuk membagi perolehan mereka, yaitu mengutamakan tuan tanah, pemiliki kapal,
lamafa, para matros, dan orang-orang yang dianggap terlibat membantu proses
penangkapan.
Tubuh ikan paus itu sudah mempunyai peta khusus
untuk pembagian, misalnya selain daging dan lemaknya, para pemilik kapal berhak
mendapatkan bagian dari jantung, sayatan bagian ekor juga diberikan kepada
matros yang ikut membunuh paus.
Para nelayan dan keluarganya yang sudah
mengetahui hak pembagiannya akan menerima bagian mereka di pantai, kemudian
mencucinya dengan air laut dan memasukkannya ke ember, bak, atau wadah-wadah
lain. Bahkan, banyak yang membawa jatahnya tanpa wadah untuk dijunjung di atas
kepala dengan beralaskan gulungan kain.
Selama beberapa tahun terakhir para nelayan
hanya menangkap sedikit ikan paus. Tahun ini hanya tiga ekor yang didapat. Pada
masa sulit itu, warga mengandalkan jenis tangkapan lain, yaitu lumba-lumba,
pari, dan ikan terbang yang juga dijadikan alat penukar untuk berbelanja
keperluan dapur yang lain.
Selama dua hari penuh para nelayan menjagal tiga
ikan paus , dari pagi hingga petang. Bagian kepala dibuka paling akhir yaitu
Jumat, karena mereka mendahulukan isi perut yang cepat membusuk. Bau anyir
darah dan daging menyebar bukan hanya di pantai, tetapi jauh ke rumah-rumah
yang bertengger di atas bukit, terbawa oleh tiupan angin.Di halaman rumah, warga menyiapkan kembali
tonggak-tonggak bambu untuk menjemur daging dengan bumbu garam dan kulit lemak
yang dibiarkan terbakar sinar matahari guna mengeluarkan minyaknya yang
kemudian ditampung dengan talak dari seng yang di ujung bawahnya dialirkan ke
botol-botol.Ikan paus dikenal memiliki kulit lemak yang
tebal untuk persediaan makanan ketika bermigrasi ke selatan yang persediaan
makanannya tidak banyak.
Minyak koteklema terbanyak berada di bagian kepala
dalam sebuah tangki di rongga kepalanya.Pada saat batok kepala dibuka, minyaknya yang
cair memancar keluar dan ditampung di ember-ember, sedangkan gumpalan lemaknya
bisa dijerang untuk menghasilkan minyak. Minyak paus dipercaya mempunyai
khasiat bagi kesehatan, untuk menyembuhkan penyakit dalam, tapi warga Lamalera
sangat mempercayai khasiat minyak paus juga sebagai pembersih lambung dan
saluran pencernaan.“Kalau minum minyaknya, pantan bisa
tiris,” katanya dengan tawa geli karena mengaku tidak menemukan cara yang
tepat untuk menjelaskan maksudnya.
Banyak industri mengemas minyak paus sebagai
obat yang dulu banyak disebut sebagai minyak ikan, meskipun paus adalah mamalia
sejati. Ikan paus juga mempunyai hasil lain yang menakjubkan, yaitu muntahan
ikan paus yang biasa dikenal “ambergris” yang dimanfaatkan untuk industri
parfum sebagai pengawet bau.
Ambergris terbentuk oleh endapan sisa makanan ikan
paus yang paling digemari, yaitu cumi-cumi raksasa, khususnya bagian kepala
yang keras dan gagal dicerna.Sementara proses pengambilan daging berlangsung,
warga juga sudah mulai menjemur daging dan kulit lemak. Aroma darah dan daging
yang mulai mengering dan minyak yang mulai menetes, memenuhi udara di kampung
kecil yang diduga menjadi satu-satunya perkampungan nelayan pemburu paus di
Indonesia.
Perkampungan nelayan di jalur migrasi paus di
NTT cukup banyak, tetapi belum pernah terdengar ada yang menjadi pemburu paus
seperti warga LamaleraPemerintah telah menyiapkan program pelatihan
konservasi laut untuk para pelajar di Kabupaten Lembata, Alor, dan Solor di NTT
agar masyarakat dapat mengolah dan mengelola sumber daya laut yang kaya dengan tetap
menjaga kelestariannya.
Di tengah kelelahan dan kelimpahan berkah daging
ikan paus itu, akankah nelayan melaut jika tiba-tiba terdengar teriakan baleo…baleo…? Tentu
saja, terutama matros dari pledang yang kemarin belum mendapatkannya. (hasan)
Lamalera Hunter And Producing Ambergris Whales
The entire village Lembata Island , East Nusa
Tenggara , known as the fisherman type sperm whale hunter whale , which is the
source of life .Entire village rejoiced because local fishermen
caught three whales at once . They have to work hard for immediate slaughter
and processing it so that tons of whale meat was divided and handled without
any piece wasted .Weapons used in the form of a thin -edged knife
and a length of approximately 20-30 cm -stemmed bamboo called spines .
The
knife was originally used to open a whale skin fat layered thick .The outer skin is colored light gray to dark
colors and layered white fat was slashed shaped beams to hook and then tied
with a rope . Then drawn to the black sand beaches .
A piece of skin and fat is
about two feet once pulled by 5-7 fishermen , because of its weight is very
heavy ." Who knows how many tens of kilo 's , we
never measure but it is very heavy , " said one young fisherman who
participated attractive .After a few areas of exposed skin , the
fishermen began wrenching part brightly colored flesh is like the flesh and
fibrous land mammals such as cattle , buffalo , goat , horse or deer .
Lamalera communities already have the raw order
to divide their earnings , which give priority to the landlord, the owner of
the ship , lamafa , the matros , and those thought to be involved to help the
process of arrest .The whale 's body already has a special map for
the division , for example, in addition to meat and fat , the shipowner is
entitled to part of the heart , tail incision is also given to matros who
helped kill the pope .The fishermen and their families who already
know the distribution rights will receive their share on the beach , then wash
it with sea water and put it into buckets , tubs , or other containers . In
fact , many who carry the loot without a container to hold dear repose over the
head with a roll of cloth .Over the last few years the fishermen only
caught a little whale . This year only three tails were obtained .
In difficult
times , people rely on other types of catches , ie dolphins , rays , and flying
fish are also used as a tool changers for shopping purposes other kitchen .For two full days the fishermen three whale
slaughter , from morning to evening . The head end is open most Fridays ,
because they put the contents of the stomach are rapidly decaying .
Metallic
smell of blood and flesh spread not only on the beach , but far into the houses
perched on the hill , carried away by the wind.On the home page , residents prepare bamboo
pillars back for hanging meat with seasoning salt and fat skin sunburn allowed
to secrete oil which is then accommodated by the divorce of zinc at its lower
end is passed into the bottles .Whales are known to have a thick skin to fat
when food supplies are migrating south are not a lot of food supplies . Ambergris whale most oil is in the head in a tank in the head cavity .
At the time of the cranium is opened , the
liquid oil gushing out and placed in buckets , while the fat blob could
dijerang to produce oil . Whale oil is believed to have health giving
properties , to cure the disease , but the entire village is very trusting
whale oil properties as well as cleaning the stomach and digestive tract ."If you drink the oil , Pantan can leak ,
" he said with an amused laugh because he did not find the right way to
make a point .
Many whale oil packing industry as a drug used
widely referred to as fish oil , although whales are mammals true . Whales also
have other amazing results , namely whale vomit commonly known " ambergris
" is used as a preservative for the smell of the perfume industry .Ambergris is formed by deposition leftovers
whales are most popular , which is the giant squid , especially the head hard
and failed to digest .While the meat -making process takes place ,
residents also have started drying meat and skin fat . Aroma flesh and blood
had dried and the oil starts to drip , the air in the small village suspected
to be the only whaler fishing village in Indonesia .
Fishing village on the migration route for
whales in NTT quite a lot , but have never heard anyone be as entire village
whalersThe government has set up a marine conservation
training program for students in the district , Alor and Solor in NTT for
people to cultivate and manage rich marine resources while maintaining
sustainability .
In the midst of fatigue and an abundance of
blessings whale meat , would the fishermen go to sea when suddenly there was a
scream Baleo ... Baleo ... ? Of course , especially matros of pledang who have
not got it yesterday . ( hasan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar